Secercah asa, kala hari itu kau nyatakan padaku ingin pulang. Seorang anak mengejar mimpi. Sedang aku tak mampu berlari. Sunyi, sepi, rumit. Begitu pula aku dan dirimu. Masih berkutat dengan rutintas tanpa sadar
Senja cepat berlalu, malam yang mencekam. Aku yang terjaga disepertiga malam. Sinar rembulan mulai hilang dari lorong sempit sebelah rumahmu. Engkau yg biasa menatap dibalik jendela. Membukakan sebagian daun jendela rumahmu. Kedua kalinya tak berani ku menatap. Termenung dibawah pohon tempat biasa kita bertemu. Bimbang membuat tak tenang. Sepertinya tebakanku salah.
itu bukan dirimu
Sekian kali kesempatan kubiarkan begitu saja. Terjebak diantara belenggu keraguan dan keberanian mengungkapkan perasaan. Mungkinkah semua hanya sebuah keniscayaan?
Kata maaf yang terlanjur terucap dan perasaan yang telah tergantikan. Hal yg dulu pernah kau janjikan serta maksud kepergian yang tak pernah kujelaskan.
Pergi dan kembali. Entah apa, lelucon atau semacamnya. Mungkin tak seserdahana itu. Seperti jejak terpisah dengan langkah kaki. Bukan sekedar memori yang ingin diputar kembali.
Followback mas ujik 😊
LikeLike